Serius Tangani Karhutla, Dandim Pangkalan Bun Hadiri Rapat Diskusi Bersama Kelompok Tani
Kotawaringin Barat – Upaya pencegahan Karhutla terus di lakuakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat bersama dengan Instansi terkait, hari ini Rabu ( 17/03/2021) di Kantor Kelurahan Raja Seberang Kec. Arut Selatan Kab. Kotawaringin Barat digelar rapat diskusi bersama kelompok tani Kelurahan Raja Seberang yang di hadiri oleh Komandan Kodim 1014 /Pbn Letkol Arh Drajad Tri Putro S.E, Kapolres Kotawaringin Barat, Danlanud Iskandar Pangkalan Bun, Plt Ka BPBD Kobar, Sekda Arsel, Lurah Raja Seberang serta para undangan lainnya.
Dalam kegiatan rapat diskusi tersebut, dibahas berbagai macam hal terkait pencegahan dan penanganan Karhutla di wilayah Kab. Kobar, salah satunya adalah akan di buatnya embung berukuran besar sebagai penampung air yang akan di buat di wilayah yang rawan terjadinya Karhutla. Selain itu juga dari Kelompok Tani Kelurahan Raja Seberang menyampaiakan aspirasi dan pendapat mereka terkait larangan membuka lahan dengan cara membakar serta solusinya.
Dandim 1014/Pbn dalam kesempatannya menyampaiakan, bahwa
Penyelesaian terkait masalah Karhutla harus segera di selesaikan secara permanen, alangkah malunya bahwa di tempat yang sama tiap tahun terbakar.
Membuka lahan perkebunan atau pertanian dengan cara membakar itu modalnya memang murah tidak banyak, tapi kalau sudah merembet dan terjadi kebakaran lahan yang luas, untuk memadamkannya biayanya besar sekali.
“Dua minggu yang lalu saat Tim gabungan melaksanakan pemadaman karhutla sekaligus menjaga untuk makan saja untuk perasional untuk makan rekan-rekan BPBD yang memadamkan Damkar anggota TNI Polri yang ada di situ itu 60 juta sendiri dalam dua minggu,” Ujar Dandim.
Kegiatan yang dilaksanakan di lokasi Karhutla bukan untuk kepentingan Kodim, Polres atau Pemda, tidak itu kepentingan masyarakat bersama sehingga ini kita sengaja kumpul di sini sama-sama membuat komitmen dukungan dari semuanya supaya program ini bisa dijalankan tujuannya yaitu kita berusaha untuk tidak meninggalkan warisan atau budaya berkebun dan bertani namun dengan cara yang baik.
Tinggalkan Balasan