HOTSPOT MENURUN SIGNIFIKAN, DAN SATGAS KARHUTLA KALTENG TEGASKAN TETAP KERJA KERAS
Masih segar dalam ingatan kita, tahun 2015 hotspot di seluruh Indonesia, terutama di wilayah Sumatera dan Kalimantan sangat massif, bahkan sulit dibendung. Imbas dari kebakaran hutan saat itu, asapnya menyeberang ke negara tetangga. Hal ini berpengaruh terhadap suasana hubungan diplomatik regional, Singapura dan Malaysia. Bahkan dalam beberapa kesempatan, saat presiden Jokowi bertemu dengan pemimpin kedua negara tersebut selalu disinggung masalah asap. Namun dalam dua tahun terakhir, hotspot turun drastis. Presiden Jokowi memberi apresiasi kepada semua pihak yang terlibat dalam penanganan hotspt- karhutla.
Kalimantan Tengah, sebagai daerah yang memiliki hutan yang sangat luas, bertanah gambut, dan penduduk yang sebagian memiliki anggapan membuka lahan dengan membakar sebagai tradisi, tentu sangat rentan terjadinya kebakaran yang massif. Namun dengan pencegahan dan pemadaman yang intensif dari satgas karhutla, maka dalam dua tahun terakhir, Kalteng mengalami penurunan hotspot yang signifikan.
Berkaitan dengan hal tersebut, dalam satu kesempatan, Danrem 102/Pjg selaku Dansatgas Karhutla Kalteng, menyatakan,”Kenyataan ini (menurunnya hotspot), tidak terlepas dari kerja keras semua pihak. Terutama satgas di wilayah. Adanya protap begitu ada hotspot langsung susun rencana dan lakukan tindakan, sangat efektif. Sosialisasi terus menerus ke seluruh wilayah juga cukup efektif”, tandasnya. Seperti beberapa minggu yang lalu, sempat ada hotspot di wilayah Kotim, satgas terpadu Karhutla Dim 1015/Spt, bersama unsur terkait langsung bertindak, maka hotspot langsung teratasi. Selanjutnya Dansatgas menambahkan,” Perlu digaris bawahi bahwa penanganan karhutla merupakan kegiatan yang berkelanjutan. Perlu kreatifitas dan inovasi, agar pencegahan dan penanggulangan karhutla menjadi efektif dan efisien. Apalagi tahun ini ada even internasional di Jakarta dan Palembang berupa Asian Games 2018, jangan sampai ada asap. Yang dipertaruhkan adalah kredibilitas bangsa Indonesia. Jadi satgas Karhutla tetap dituntut kerja keras”, pungkasnya.(penrem102/pjg)
Tinggalkan Balasan