CEGAH PELANGGARAN HUKUM DI LINGKUNGAN PRAJURIT, KUMDAM XII/TPR GELAR “KULIAH HUKUM” DI KODIM 1015/SPT

Pelanggaran hukum oleh prajurit, jarang ditemui penyebabnya berupa ketidaktahuan terhadap hukum. Secara umum prajurit telah mengetahui bahwa suatu perbuatan melanggar atau tidak dari segi hukum. Fenomena yang sering muncul, karena terdesak situasi yang mengharuskan berbuat melanggar hukum. Contoh pemerasan, karena untuk memenuhi kebutuhan hidup, maka seseorang memeras, pada hal telah tahu perbuatan tersebut melanggar hukum. Demikian juga perbuatan melanggar hukum lainnya, pada umumnya karena desakan situasi, sehingga terjadi pertarungan dalam batin seseorang. Untuk membimbing agar prajurit berada pada pilihan yang tepat untuk berbuat dalam kondisi apapun, perlu ada uoaya terencana dan berkelanjutan.

Berpijak dari hal itulah, maka Kumdam XII/Tpr menggelar “Kuliah Hukum” bagi prajurit Kodim 1015/Spt dan Kompi B Yonif R 631/Atg dan ibu persit di aula kodim 1015/Spt pada (12/03). Hadir pemberi materi dalam kesempatan tersebut Mayor Chk. Bahrun dari kumdam dan Mayor Chk. Windu Prabowo dari Pakumrem 102/Pjg. Dalam kesempatan setelah memberi materi, perwira hukum dari Kumdam XII/Tpr, Mayor Chk. Bahrun menyatakan, ” Saya memberi apresiasi yang tinggi kepada prajurit Kodim 1015/Spt dan Kompi A Yonif R 631/Atg, yang telah “melek hukum” dan mengamalkannya, sehingga tidak terjadi pelanggaran hukum sampai sejauh ini”, tandasnya. Lebih lanjut pamen dari kumdam ini menyatakan, seseorang melanggar hukum bukan karena tidak tahu, tetapi kalah dalam pertarungan batin ketika dihadapkan situasi tertentu. Selanjutnya dijelaskan oleh narasumber, bahwa pelanggaran hukum oleh prajurit akan berdampak banyak hal, seperti pengurangan bahkan penghapusan hak tunjangan kinerja sebagai sanksi tambahan, yang akan berdampak pada kehidupan keluarga. Adapun materi yang disampaikan meliputi fungsi kumrem, hukum disiplin militer, sangsi administrasi dan penyalahgunaan narkoba.(penrem102/pjg)