NATAL KEBANGSAAN KALTENG
Perayaan Natal bertajuk kebangsaan yang berlangsung di Betang Hapakat. Jalan RTA Milono, Sabtu (19/1). menunjukan betapa eratya persatuan masyarakat di Kalteng. Meskipun masyarakat Kalteng terdiri dari berbagaj macam suku dan agama.
Perayaan Natal Kebangsaan yang dihadiri seluruh elemen masyarakat, TNl-Polri, Korpri, DAD dan Panitia Hari Besar Kristiani itu mengambil tema ‘bergandengan tangan untuk Indonesia gemilang’. Apalagi menghadirkan tokoh nasional yakni Mahfud MD. Petinggi TNI, Danrem 102/Pjg Kolonel Inf Harnoto diwakili oleh Kasrem 102/ pig Letkol Inf Ibnu Subroto.
Mahfud MD mengatakan, agama datang untuk membuat seluruh masyarakat bersatu. Jadi mengajarkan kita untuk tidak bermusuhan dan tuhan yang disembah adalah sama. Membedakan adalah pintunya masing-masing. Agama mengajarkan kita untuk tidak saling bermusuhan. Negara mana pun akan aman apabila diantara kita tidak saling bermusuhan. Sebaliknya saling bersaudara,” kata Mahfud MD.
Didalam Huma Betang itu Impruliasme. Ujar Mahfud, bayangkan hidup di rumah besar dan banyak kamar. “Ketika engkau di dalam kamar boleh menyetir sesuai dengan selera, tetapi begitu duduk di luar kamar ikuti aturan yang ada,” ucapnya
Menurut mantan ketua Mahka. mah Konstitusi (MK) itu, Indonesia adalah negara dengan penduduk terbanyak di dunia. Penduduknya bersatu. Meskipun memiliki beragam agama, Semua terikat pada satu ideologi yaitu Pancasila.
“Sama dengan rumah betang, meski di dalamnya terdapat
berbeda agama, namun tetap bersatu,” tandasnya.
Semua agama pada dasarnya mengajarkan kebaikan. Juga dalam menegakkan hukum agar tidak membedakan karena agamanya. Menurutnya, menegakkan hukum juga harus dengan adil, mengingat saat ini banyak hukum yang tidak adil.
“Jangan hanya menegakkan hukum, tapi juga tegakkan keadilan,” tegasnya, disambut tepuk tangan seluruh masyarakat yang hadir.
Mahfud menilai lndonsia sebagai negara yang menjadi laboratorium pluralism. Sebab
perbedaan dari semua kultur ada. Tetapi bisa tetap menjaga kerukunan sebagai anak bangsa. Ketua DAD Kalteng Agustiar Sabran mengaku sangat sepakat dengan Mahfud MD. Huma Betang terdiri dari suku, agama. dan ras tetapi tetap bersatu. Bahkan, kegiatan ini digelar bersama Pemprov, TNI. Polri, Kejaksaan, dan DAD, dan lintas agama. “lni sah-sah saja demi persatuan. Kendati ada ratusan bahasa dan empat suku besar, Jika sudah bermufakat maka hanya satu suara untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa,” imbuhnya.
Tinggalkan Balasan