KASIOPSREM 044/GAPO, PAPARKAN BIOS 44 DI HADAPAN RAKOR KARHUTLA KALTENG
Tabiat manusia sebagai homo sapien, cenderung mampu beradaptasi dengan lingkungan perubahan dalam bentuk apapun. Manusia yang tinggal di daerah tandus akan berupaya bagaimana memperoleh air untuk menopang kehidupannya. Filosofi itulah yang mengemuka, ketika di daerah Sumatera Selatan, dengan tanah yang dominan bergambut, dan mengalami kebakaran yang sangat sulit diatasi. Kebakaran hutan mengakibatkan asap yang massif, berimplikasi luas terhadap kehidupan sosial masyarakat, baik dari segi sosial, ekonomi, kesehatan, bahkan dapat menyentuh ranah politis. Kebakaran hutan dan lahan disebabkan banyak faktor, yang kebih dominan karena ulah manusia. Di beberapa daerah masih terdapat pemikiran bahwa pembukaan lahan dengan cara membakar merupakan cara yang paling efektif, meskipun merugikan. Untuk mengurangi bahkan menghilangkan kebiasaan membakar lahan dengan cara membakar, telah ditemukan Bios 44 oleh prajurit Korem 044/Gapo, yang bermarkas di Palembang. Bios 44, merupakan cairan yang dapat menyuburkan tanah. Temuan Bios 44 ini tentu saja memberikan harapan baru bagi petani, yang selama ini kesulitan menggarap lahan yang kadar PH nya tinggi. Atas temuannya ini maka, Kasiopsrem 044/Gapo dan tim diminta memaparkan di hadapan rakor karhutla Kalteng pada (12/04).
Dalam kesempatan tersebut, Kasiopsrem 044/Gapo, Letkol Inf. Andi Siswanto, menjelaskan,” Temuan bios 44 ini bermula dari kebakaran yang massif di Sumsel yang berdampak luas. Hal ini mengancam aktifitas masyarakat, apalagi di Palembang ada even internasional, Asian Games. Kalau ada asap akibat kebakaran hutan dan lahan, maka even tersebut akan terganggu”, tandasnya. Belajar dari pengalaman tahun 2015, yaitu untuk mengatasi kebakaran lahan yang ada di Sumatera Selatan proses pembuatan bios 44 yaitu dari sampah yang sudah dibuang dan dikumpulkan diolah terus dimasukkan di dalam wadah ditutup rapat ahirnya menjadi busuk dan berair,air campuran bios 44 untuk menyiram lahan yg terbakar atau tanaman bisa menjadi subur dan menghasilkan tanaman yg subur. Cairan dari sampah yang mancair itu yg dinamakan bios 44. Program Bios 44, gabungan mikroorganisme yang mampu memproduksi endospore yang tahan terhadap lingkungan seperti panas, asam, dan garam serta mempercepat pembusukan material organik lahan Gambut. Selain itu, dapat juga menetralisir limbah serta menyuburkan lahan bekas tambang. Sehingga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas hasil pertanian, perikanan, perkebunan, dan peternkan. Korelasinya dengan karhutla adalah bahwa dengan adanya bios 44 yang mampu menghancurkan, melapukkan, membusukkan material organik, maka dalam membuka lahan tidak perlu dengan cara membakar.
Pantauan di lapangan para peserta rakor karhutla antusias menyimak paparan dari tim Korem 044/Gapo.
Berkaitan dengan hal tersebut, Danrem 102/Pjg, Kolonel Arm. M. Naudi Nurdika, S.IP, M.Si, selaku danstgas Karhutla Kalteng, menjelaskan,”Adanya Bios 44 ini perlu kita syukuri. Hal ini merupakan langkah maju yang sangat bermanfaat untuk kehidupan kita. Namun saat inj masih perlu peramuan dan pengujian di demplot-demplot. Apabila hasilnya bagus tidak tertutup kemungkinan direkomendasikan untuk dibuat dan digunakan secara massif”, tandasnya. Lebih lanjut dikatakan, yang pasti hal ini menggembirakan bagi dunia pertanian.
Hadir dalam rakor, Pejabat dari Kemenko Polhukam, Kementrian LHK, Mewakili Gubernur Kalteng, Danrem 102/Pjg, unsur FKPD Kalteng, Para Kadis Provinsi Kalteng terkait, Para Bupati di Kalteng, Dandim jajaran Korem 102/Pjg, Kapolres se-Kalteng, para pejabat BPBD Provinsi dan Kab./Kota se-Kalteng.
Tinggalkan Balasan