SAMBUT HUT KE-72 TNI, KODIM 1015/SPT GELAR DEKLARASI DESA AMAN

Kegiatan “Deklarasi Desa Aman” dalam rangka menyongsong HUT ke-72 TNI pada 28 September 2017, digelar di gedung serba guna jl. HM. Arsyad, kota Sampit, kab. Kotim wil. Kodim 1015/Spt Kegiatan tersebut dihadiri Danrem 102/Pjg, Bupati Kotim yang diwakili Wakil Bupati, Ketua DPRD Kotim, Dandim 1015/Spt, Kapolres Kotim yang diwakili Kabag Sumda, Ketua Pengadilan Sampit, Kepala Kejaksaan Sampit, Plt. Sekda Kotim, Para Kepala SKPD Kab. Kotim, Kapenrem, Kasdim 1015/Spt beserta staf, Para Danramil jajaran Kodim 1015/Spt, Para Camat wil kota Sampit, Para Babinsa, Babinkamtibmas, kades, damang se-Kab. Kotim 700 orang. Adapun susunan acara diawali pembukaan, menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, Doa, sambutan Bupati Kotim yang disampaikan Wakil Bupati, pemberian materi oleh Danrem 102/Pjg, judul “Membangun Kepekaan dan Kepedulian Terhadap Lingkungan untuk Mewujudkan Ketahanan Wilayah, penandatanganan Deklarasi Desa Aman oleh tiga pilar desa, menyanyikan lagu Bagimu Negeri, foto bersama dan diakhiri Wawancara media.

 

Adapun pokok-pokok pemberian materi oleh Danrem 102/Pjg, sbb.: 1. Perkembangan sitiasi lingkungan strategis. Bahwa saat ini, perkembangan situasi di wilayah manapun dalam level apapun sebagai akibat pengaruh perkembangan di belahan dunia lainnya. Perkembangan lingstra meliputi : a. Ideologi : timbulnya terorisme dan radikalisme. Kaitan ini dalam konteks Indonesia, bahwa secara partai komunis telah mati, tetapi secara ideologi tidak pernah mati, selalu bermetamorfose dalam bentuk baru, kendati essensinya sama. Radikal kanan juga menampakkan eksistensinya. b. Politik, saat ini timbul gejala kekuatan besar (major power), memainkan peran politiknya dengan proxy war c. Sosbud, penghapusan karakter, kearifan lokal dan penetrasi budaya melalui kecanggihan teknologi (baca: medsos). d. Ekonomi, kekuatan besar melakukan hegemoni ekonomi. e. Hankam, gangguan kamtibmas semakin kompleks, terkadang tidak bisa diprediksi(unpredicable). 2. Bangsit Kalteng, meliputi: a. Ideologi, maraknya gerakan raka dan raki serta radikal lainnya yang bertentangan dengan Pancasila.

Ditemukannya logo PKI di beberapa tempat. Untuk raka, adanya unras bernuansa agama. b. Politik, memanasnya suhu politik jelang pemilukada serentak. Moving beberapa balon kepala daerah, bernuansa mendiskreditkan lawan politiknya. c. Sosbud, maraknya westernisasi, narkoba, medsos negatif. Pudarnya kearifan lokal seperti musyawarah dan gotong royong. d. Ekonomi, kurangnya kemampuan daya beli masyarakat, adanya barang-barang dari luar daerah yang membanjiri pasar lokal, adanya kecenderungan masyarakat lokal menjual lahan kepada pendatang, yang akan menimbulkan potensi kerawanan berupa primordialisme sebagai isu awal. e. Hankam, konflik sosial dengan berbagai latar belakang dan masalah kamtibmas. Penanggung jawab kamtibmas di tingkat basis adalah lurah/kades, babinsa dan babinkamtibmas bersinergi dengan elemen lainnya melalui cegah dini, deteksi dini, dan tingkatkan kepedulian lingkungan sebagai bagian dari sishankamrata. 3. Manfaat sistem keamanan berbasis masyarakat/lingkungan : a. Bangkitkan rasa kepedulian. b. Kikis ego dan sikap individual. c. Perkuat tali silaturahmi. d. Pupuk toleransi, tenggang rasa dan kerja sama. e. Sebagai sarana deteksi dini terhadap masalah di masyarakat. f. Mampu antisipasi berkembangnya masalah.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

DANREM 102 PJG
Brigjen TNI Iwan Rosandriyanto,S.I.P
Oktober 2024
S S R K J S M
 123456
78910111213
14151617181920
21222324252627
28293031  
Archive